Melanjutkan pembahasan dari Surat An Nisa, hari ini dimulai dari ayat 122. Berikut ini adalah kesimpulannya :
1. Jangan berangan-angan kosong, menghendaki sesuatu yang mustahil. Jangan memdambakan surga tapi tidak melakukan apa yang bisa membawanya ke surga.
2. Tidak ada perbedaan kewajiban dalam beramal bagi laki-laki dan perempuan.
Janganlah melihat jika seorang laki-laki bisa berjihada dalam perang, sedangkan perempuan tidak, menjadi suatu perbedaan dalam menjalankan kewajiban. Bagaimana jika seorang laki-laki berkata mengapa laki-laki tidak boleh menyusukan anaknya? Intinya, dalam melaksanakan kewajiban, bukan masalah kesamaan jenis pekerjaannya, tapi pada kecocokan pekerjaannya.
3. Perempuan dan laki-laki itu setingkat. Kalo ada ada tingkat yang lebih tinggi bagi laki-laki dalam tingkat kepemimpinan, tidak berarti dia dapat berbuat sewenang-wenang.
Disini dijelaskan bahwa penempatan posisi antara laki-laki dan perempuan itu setingkat, tapi tidak pada tempat yang sama. Jika laki-laki punya hak lebih banyak dalam kepemimpinan, bukan berarti perempuan tidak punya posisi yang bisa melebihkan dia dari laki-laki. Perempuan punya kewajiban yang lebih dalam mendidik anak.
4. Seorang perempuan bisa mencari orang untuk melakukan islah dengan suaminya.
Seandainya seorang perempuan merasa kalo suaminya sudah tidak menyukainya, maka dia dapat mencari seseorang untuk mendamaikan. Laki-laki pun tidak boleh gampang menceraikan istrinya jika dia mulai tidak suka dengan istrinya. Dalam hubungan, ada cinta dan benci. Ditengah-tengahnya ada adil. Jika memang berkurang cintanya, berusahalah bersikap adil.
Demikianlah hikmah yang bisa bisa disampaikan hari ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin :)
No comments:
Post a Comment