Kesimpulan yang dapat diambil pada episode kali ini adalah :
1. shalat itu demikian pentingnya, sehingga harus dilakukan dalam keadaan sadar.
Dalam keadaan tidak sadar (misalkan mabuk, bahkan ngantuk sekalipun) kita dianjurkan untuk tidak mendekati shalat. Disini Allah menjelaskan bahwa kita harus sadar dengan apa yang kita ucapkan. Allah tidak menuntut kita untuk mengerti apa yang kita ucapkan, cukup sadar saja.
2. Allah memberikan alternatif wudhu, yaitu tayamum.
Ada beberapa perbedaan mahzab dalam tatacara wudhu dan tayamum, atau dalam kapan harus mengganti wudhu dengan tayamum, atau bahkan kapan wudhu/tayamum batal. Tapi yang pasti, kita dibolehkan bertayamum jika : (1) tidak ada air untuk wudhu, atau air yang ada lebih penting digunakan untuk minum, bahkan untuk meminumkan anjing yang sedang kehausan, (2) jika kita merasa khawatir saat kita berwudhu akan menimbulkan sakit atau memperpanjang sakit kita.
Kemudian dalam tayamum, Imam Syafi'i berpendapat bahwa tanah yang bisa digunakan untuk tayamum adalah tanah yang baik, dalam arti tanah yang bisa ditumbuhi tanaman. Sedangkan Imam Hambali dan Hanafi mengatakan apapun yang tampak walau bukan tanah bisa digunakan untuk berwudhu. Misalkan berwudhu di dalam mobil, pesawat ataupun di tempat yang tidak ada tanah atau air.
3.Tayamum dalam Islam menunjukkan kerealistisan islam dalam memilih alternatif.
4. ada pelajaran bahwa kita harus pandai2 memilih kata-kata dan kalimat yang bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Dalam hal ini menjelaskan bahwa orang Yahudi sering sekali memilih kata-kata yang sekilas terdengar sama tapi artinya beda, bahkan cenderung kebalikannya. Misalkan pada saat itu orang yahudi sering memberikan salam seperti "Assamualaikum" (mudah2an tulisannya ga salah), yang terdengar seperti "Assalamualaikum" yang artinya semoga keselamatan tercurah kepadamu, padahal yang diucapkan yahudi tersebut adalah "semoga kehancuran datang padamu".
Demikianlah hikmah yang dapat kita ambil kali ini. Semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment