Foto di atas diambil dari website bang Akim, pinjem yah bang :D
Tadi siang saya membaca blog dari Bang Akim yang menceritakan bagaimana kondisi pendidikan di daerah pedalaman Kalimantan Barat. blog nya ada di sini....
Cerita di blog bang akim tadi hanya merupakan satu gambaran betapa menyedihkan nya kondisi pendidikan di Kalimantan Barat. Saya sebagai pendidik merasa terenyuh dengan kondisi pendidikan indonesia, terutama Kalbar yang terpuruk..
saat penerimaan mahasiswa baru di kampus saya, saya merasa prihatin dengan perbedaan yang mencolok antara anak daerah dan anak kota. anak kota biasanya lebih antusias dan mengerti apa yang diajarkan. sedangkan yang dari daerah kadang2 perlu waktu yang agak lama untuk menyerap, bahkan cenderung tidak mampu... Saya yang mengajar aplikasi komputer arsitektur kadang2 bingung mencari cara untuk mengajarkan ilmu saya. Maklum, software yang diajarkan gak pake bahasa Indonesia, tapi pake English. Itu baru bahasanya.... belum komputernya. Sebelum saya mulai mengajar di hari pertama, saya selalu bertanya kepada mahasiswa saya, apakah ada yang belum pernah memegang komputer? Biasanya ada saja sekitar 2-3 mahasiswa yang gak pernah sama sekali menyentuh komputer, terutama dari daerah yang jauh dari kota dan tidak mengenal apa itu komputer. Akhirnya saya harus kasih privat lebih ke mereka agar mereka lebih akrab dengan komputer. Ya...mau ga mau.. Menggunakan komputer saat ini sudah harus menjadi kompetensi dari lulusan arsitektur.
Cerita di blog bang akim tadi hanya merupakan satu gambaran betapa menyedihkan nya kondisi pendidikan di Kalimantan Barat. Saya sebagai pendidik merasa terenyuh dengan kondisi pendidikan indonesia, terutama Kalbar yang terpuruk..
saat penerimaan mahasiswa baru di kampus saya, saya merasa prihatin dengan perbedaan yang mencolok antara anak daerah dan anak kota. anak kota biasanya lebih antusias dan mengerti apa yang diajarkan. sedangkan yang dari daerah kadang2 perlu waktu yang agak lama untuk menyerap, bahkan cenderung tidak mampu... Saya yang mengajar aplikasi komputer arsitektur kadang2 bingung mencari cara untuk mengajarkan ilmu saya. Maklum, software yang diajarkan gak pake bahasa Indonesia, tapi pake English. Itu baru bahasanya.... belum komputernya. Sebelum saya mulai mengajar di hari pertama, saya selalu bertanya kepada mahasiswa saya, apakah ada yang belum pernah memegang komputer? Biasanya ada saja sekitar 2-3 mahasiswa yang gak pernah sama sekali menyentuh komputer, terutama dari daerah yang jauh dari kota dan tidak mengenal apa itu komputer. Akhirnya saya harus kasih privat lebih ke mereka agar mereka lebih akrab dengan komputer. Ya...mau ga mau.. Menggunakan komputer saat ini sudah harus menjadi kompetensi dari lulusan arsitektur.
Saat saya berjalan ke arah hulu mau pun ke arah selatan, saya melihat banyak sekolah yang siswanya hanya bermain2 di lapangan. kemana gurunya? gurunya cuma 1...sedih...
ingin rasanya saya mengajar mereka, tapi saya juga punya kewajiban di kota...mudah2an ada diantara mahasiswa saya yang tergerak mengajar mereka, walaupun mahasiswa saya bukan di didik untuk mengajar....
Wahai para pemimpin di atas sana..... gimana bangsa ini mau maju? Kalo waktu para siswa yang ingin sekolah hanya habis berjam2 di jalan untuk pergi ke sekolah, jalan kaki lagi?? Dimana waktu mereka untuk belajar?? Sementara untuk pulang sekolah mereka harus menunggu motor pepet selama berjam2?? Jangan hanya sekolah di kota2 saja yang dimajukan, sekolah di kampung terpencil juga harus diperhatikan....... Bagaimana pun mereka lah yang akan menggantikan posisi anda anda sekalian di masa depan. Pikirkan lah nasib mereka....
Wahai para pemimpin di atas sana..... gimana bangsa ini mau maju? Kalo waktu para siswa yang ingin sekolah hanya habis berjam2 di jalan untuk pergi ke sekolah, jalan kaki lagi?? Dimana waktu mereka untuk belajar?? Sementara untuk pulang sekolah mereka harus menunggu motor pepet selama berjam2?? Jangan hanya sekolah di kota2 saja yang dimajukan, sekolah di kampung terpencil juga harus diperhatikan....... Bagaimana pun mereka lah yang akan menggantikan posisi anda anda sekalian di masa depan. Pikirkan lah nasib mereka....
1 comment:
Bang, terima kasih atas komentarnya. Ini membuat saya ingin dan ingin terus menyuarakan suara kaum lirih...
Persoalan ini saya pikir baru setitik dari sekian banyak persoalan pendidikan di daerah. Bahkan ada SD yang roboh. Sekarang kita menunggu bagaimana agar pejbat di daerah dan pusat membuat dunia pendidikan lebih baik.
Bukan hanya sebatas retorika dan janji-janji saat kampanye....ia kan?
Salam hangat
Post a Comment