Ga perlu lah kayaknya nulis review film ini yah...
Saya mau nulis kesan aja deh...
Sengaja saya tidak membaca novel karya Andrea Hirata ini karena saya yakin akan dibuatkan filmnya. Saya lebih senang menonton dibanding membaca. Ntar kalo dah ditonton, baru baca novelnya :)
Film nya bagus. Bahkan nyaris sepanjang film saya tidak berhenti meneteskan air mata karena haru dan terenyuh dengan pendidikan Indonesia. Saya kagum dengan Lintang, yang rela menempuh perjalanan begitu jauh dengan resiko bertemu buaya, naik sepeda, demi sekolah, walaupun tragedi menjadikan dia harus pergi dari sekolah.
Terenyuh saya betapa pintarnya Lintang, yang hanya belajar dari segala keterbatasan tapi mampu mengungguli yang dipenuhi fasilitas. Salut pula saya bagi ayahnda Lintang, yang begitu menginginkan anaknya sekolah dengan pengorbanan yang luar biasa.
Betapa kreatifnya Mahar, yang selalu bersama radio nya. Lagu Bunga Seroja yang dinyanyikan nya terasa begitu indah walau suaranya tak seberapa bagusnya. Bahkan Ikal pun memuji suara Mahar lebih ampuh dibanding ramalan dukun yang mereka kunjungi :)
Betapa mulianya hati Bu Mus dan Pak Harfan, yang tidak kenal lelah dan begitu sabar menghadapi 10 murid mereka, walau tiap tahun tetap saja 10 murid itu saja yang mereka ajar. Betapa hati saya sedih melihat sekolah yang nyaris rubuh, atap bocor, bangku dan kursi yang nyaris patah, bahkan lemari piala yang tanpa kunci, kapur yang harus dikeringkan karena basah, dan gaji guru yang tak terbayar karena tidak ada biaya.
Betapa beruntungnya 9 siswa yang menanti mulainya sekolah saat Harun berlari datang ke sekolah. Betapa taat nya Sahara terhadap ajaran agama saat yang lain ingin pergi ke dukun. Betapa Akiong yang baik hati membantu Ikal bertemu cintanya Aling. Betapa persahabatan mereka begitu eratnya walau dalam keadaan senang dan susah.
Semoga laskar pelangi yang lain bermunculan di seluruh bumi Indonesia ini, menyembuhkan bangsa yang tak kunjung sembuh dari sakitnya.
No comments:
Post a Comment