Di Minangkabau, Sumatra Barat, Merantau adalah tradisi yang harus dijalankan setiap anak laki-laki. Yuda (Iko Uwais), pesilat Harimau handal, dalam persiapan akhir untuk memulai perantauannya. Ia harus meninggalkan keluarganya, ibu tercinta, Wulan (Christine Hakim), dan udanya, Yayan (Donny Alamsyah), kenyamanan dan keindahan kampung halamannya, dan membuat nama untuk dirinya di keserabutan kota Jakarta.
Nasib mempertemukan Yuda dengan yatim piatu Adit (Yusuf Aulia) dan kakaknya, Astri (Sisca Jessica), yang akan menjadi korban organisasi ilegal human trafficking
Organinsasi yang memperlakukan manusia seperti barang ini dipimpin seorang Eropa berhati batu, Ratger (Mads Koudal) dan tangan kanannya Luc (Laurent Buson). Ketika terluka dalam perkelahian antara Johni (Alex Abbad), para tukang pukulnya dan Yuda, Ratger bersikeras mencari Astri, atau "barangnya", yang berhasil di selamatkan dan ingin pembalasan berdarah setimpal
Perkenalan Yuda dengan kota serabutan ini seperti api yang menyulut ketika situasi memaksanya untuk melarikan diri bersama Astri dan Adit dari kejaran mucikari dan preman-preman yang menguasai malam, menggerayangi setiap jalanan, dan mengejar setiap langkah mereka
Dengan kebebasan hampir di tangan mereka, Yuda tidak mempunyai pilihan selain melawan orang-orang yang menyerangnya dengan adrenalin tinggi dalam runtunan action yang belum pernah dipersembahkan sebelumnya di layar lebar Indonesia
ringkasan diambil dari 21cineplex dot com
------------------------------------------------------------
review saya :
film action indonesia pertama setelah 1 dekade tanpa film action ini boleh saya beri nilai 8,5/10.
kenapa demikian?
film ini mengangkat sebuah budaya lokal indonesia, yaitu MERANTAU. Merantau bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Perlu persiapan mental dan fisik untuk melakukannya. Karena itulah dalam persiapan merantau diperlukan keahlian yang lebih karena harus hidup di tanah orang dengan bekal seadanya. Merantau bertujuan untuk memandirikan si perantau yang melakukannya. Memang kecenderungan orang yang merantau adalah mereka akan berusaha sebaik-baiknya di negeri orang. Tapi walaupun demikian, banyak juga perantau yang akhirnya tidak bisa menjadi yang diharapkan karena bekalnya kurang atau tidak memegang teguh prinsip merantau nya. Hal ini digambarkan dengan karakter Erik yang juga satu kampung dengan Yuda.
Film ini juga mengangkat keidealisan seorang perantau, yang berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Karakter Yuda menolak pekerjaan yang dianggapnya tidak baik bagi prinsipnya. Dia masih terus berusaha untuk menjadi lebih baik dengan cara yang benar.
Pencak silat merupakan dasar lain dari cerita ini. Silat Harimau yang dipelajari Yuda merupakan bekal bagi dirinya dalam merantau. Memang seseorang dalam perantau harus pandai-pandai menjaga dirinya. Entah itu dengan cara mempelajari bela diri, mengikuti adat dan kebiasaan setempat, bergaul baik dengan orang-orang di tanah perantauan merupakan usaha untuk menjaga diri dalam perantauan. Filosofi pencak silat yang mengajarkan bahwa memiliki ilmu beladiri bukanlah untuk menyakiti orang lain, tapi untuk silaturahmi diterapkan dengan baik oleh karakter Yuda.
Dari sisi orang yang ditinggal oleh perantau, seringkali mengkhawatirkan orang yang sedang dalam perantauan. Karakter ibu Wulan yang mengkhawatirkan Yuda yang akan merantau diungkapkannya dengan kata-kata "Tidaklah harus merantau untuk menjadi orang yang lebih baik". Jika kita perhatikan apa yang dikatakan itu benar adanya.
Merantau juga mengangkat kisah penjualan perempuan oleh sindikat jahat. Disini terlihat betapa orang begitu jahatnya sampai-sampai rela menjual manusia lain demi uang. Karakter Yuda yang berusaha menyelamatkan seorang korban penjualan perempuan hingga mengorbankan dirinya... Ups... spoiler alert :p
Soal akting, walaupun sebagian besar pemain nya adalah pemain baru, tapi akting nya bagus dan seperti benaran. Adegan action yang dilakoni Iko Uwais sebagai Yuda juga bagus, memang rada-rada mirip film action Hongkong, tapi tak apalah.....�
Bagi yang belum menonton film ini, saya sarankan agar menonton film ini. Saya yakin anda tidak akan kecewa.
Semoga film bagus seperti ini terus menghiasi dunia perfilman Indonesia.
Aug 14, 2009
MERANTAU The Movie
Aug 10, 2009
Dilema Hemat Energi dan Perkondisian Listrik di Pontianak
Dengan tidak bermaksud menyalahkan pihak yang manapun... saya mencoba menulis ini secara objektif.....
Hemat energi listrik merupakan program yang dicanangkan pemerintah sejak disadarinya energi listrik yang mampu disediakan oleh negara semakin menipis, sementara permintaan melonjak. Saya beri contoh program 17-22, yaitu dengan cara tidak menggunakan peralatan listrik secara berlebihan pada jam 17 sampai jam 22. Mengapa demikian? Jelas karena pada jam-jam tersebutlah listrik paling banyak digunakan. Rumah-rumah mulai menyalakan lampu dan aplikan listrik lainnya, kantor-kantor yang masih operasional juga menyalakan lampu dan peralatannya, toko-toko yang beroperasional malam juga begitu.
Program ini dinilai dapat membantu menurunkan beban produksi energi listrik karena dapat mengurangi penggunaan energi cukup besar, karena kebutuhan energi listrik terbesar adalah dari sektor perumahan. Misalkan saja kita mematikan 2 lampu 40 W selama 5 jam selama 30 hari, maka dalam sebulan kita bisa menghemat 2 lampu x 40 watt x 5 jam x 30 hari = 6000 watt.jam = 6 kwh.
Kalo kita konversi ke nilai mata uang siy memang tidak seberapa, cuma Rp.1.380 x 6 kwh = Rp.8.280,-. Sedikit bukan? Ya.. kelihatan nya sedikit, karena hanya satu rumah. Bagaimana jika satu kota yang melaksanakannya?. Anggaplah ada 1000 rumah dalam kota tersebut, maka ada 6 Mwh yang bisa dikurangi dalam 1 bulan. Capek yah lihat hitung2an? sama :p
Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh teman saya (Yuni Sri Wahyuni, magister arsitektur ITB 2008), penggunaan energi terbesar di rumah tangga adalah penggunaan peralatan pendingin, seperti AC dan kulkas. Setelah itu peralatan listrik untuk memasak dan mensetrika, dan setelah itu peralatan kerja dan hiburan, seperti televisi, game console, dan komputer. Penggunaan lampu tidaklah begitu besar jumlah nya, karena lampu-lampu yang tersedia saat ini kebanyakan merupakan lampu yang hemat energi. Dari penelitian tersebut juga didapat bahwa perilaku masyarakat dalam menggunakan peralatan listrik seringkali berlebihan. Misalkan saja, televisi dan komputer yang nyaris hidup 24 jam, AC yang menyala terus, menggunakan setrika untuk mengeringkan baju yang belum kering, dan sebagainya. Tindakan-tindakan ini lah yang menyebabkan penggunaan energi di dalam rumah semakin besar.
Lalu bagaimana solusinya? Pertama-tama harus dimulai dari orang tua di dalam rumah. Belajar dan ajarilah diri anda dan anak-anak anda untuk bijak menggunakan energi listrik. Batasi penggunaan televisi, komputer, dan game console karena barang-barang tersebut sering kali membuat orang lupa akan waktu dan terus asyik di dalam nya. Dengan begitu, anak-anak juga didorong untuk bermain tanpa listrik dan menggerakkan motorik nya biar kelak dia menjadi kuat. Latih juga intelegensi nya dengan bermain tanpa alat listrik, misalkan bermain scrable, catur, atau sekedar mengisi teka teki silang sekalipun.
Kedua, setelah sikap dari penghuni rumah mulai berubah dalam hal penggunaan listrik, alangkah baiknya juga mengganti peralatan listrik menjadi yang lebih kecil penggunaan daya listriknya. Misalkan saja mengganti monitor CRT anda dengan monitor LCD, mengganti komputer anda dengan laptop, mengganti AC rumah anda dengan yang lebih ramah lingkungan dan kecil penggunaan daya listriknya, menggunakan pompa air non otomatis dengan penggunaan tangki atas untuk menurunkan air secar gravitasi, dan masih banyak lagi. Intinya yang nomor dua ini adalah penggantian aplikan listrik yang berdaya besar. Mahal ya sepertinya?? yah... pelan-pelan saja, semampunya :)
Ketiga, tambahkanlah peralatan darurat untuk kondisi listrik tidak mengalir dengan menggunakan lampu darurat. Jangan gunakan lilin atau pun pelita minyak tanah pada saat mati lampu karena resiko kebakaran yang tinggi. Pasanglah peralatan darurat ini di tempat berkumpul keluarga. Dampaknya keluarga anda akan semakin akrab pada saat mati lampu :) Percaya lah :D
Keempat, coba cari alternatif energi lain. Misalkan anda menggunakan pemanas air listrik, coba ganti dengan pemanas air matahari. Tambahkan pula solar cell untuk mengkonversi energi panas radiasi matahari menjadi energi listrik dan digunakan minimal untuk penerangan di dalam rumah. Ganti desain jendela dan pintu rumah anda supaya angin bisa lebih mudah masuk pada saat listrik tidak mengalir untuk menjalankan AC rumah anda, atau lebih baik lagi jangan gunakan Ac :).
Duh... kok kesannya saya jadi bela perusahaan penyedia listrik yah? Ga bole gitu juga dong.. kan harus objektif.....
Sebagai perusahaan penyedia listrik yang dipercaya oleh negara untuk menjadikan sumber daya alam negara Indonesia ini yang melimpah ruah, coba lah untuk mengganti sumber daya yang akan di konversi menjadi sumber energi listrik. Tuh.. matahari kita berlimpah, gas alam merupakan cadangan terbesar di dunia, dan kalau perlu (walau banyak yang tidak suka), gunakan cadangan uranium yang banyak terdapat di Kalimantan. Kalau di kelola secara benar, tentu akan memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. Biar pendiri negara ini bisa lega di alam barzah sana melihat amanat pasal 33 nya bisa terlaksana :)
Jika memang masih terpaksa menggunakan mesin diesel, ya mau ga mau harus diganti dulu dong mesinnya. Atau minimal backup nya selalu dalam keadaan baik. jangan sampai mesin utama maupun mesin cadangan dua-duanya rusak. Atau pakai alasan klasik soal bahan bakar diesel yang mahal. Dan tertib kan pula oknum-oknum yang mengambil keuntungan dari pencurian bahan bakar diesel perusahaan penyedia listrik.
Para petinggi perusahaan penyedia listrik juga harus pro aktif pada pejabat-pejabat negara agar bisa diadakan pembangkit listrik yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan. Para wakil rakyat juga menyingkirkan kepentingan pribadinya untuk membela rakyat yang butuh listrik, dan pejabat negara harus lebih merasakan penderitaan rakyatnya.... Kalau listrik mati di rumah-rumah rakyat, matikan juga listrik di rumah-rumah pejabat negara, wakil-wakil rakyat, pejabat perusahaan listrik, dan kantor-kantornya..... Bikin iri aja melihat listriknya nyala. Jadilah pemimpin dan wakil rakyat yang amanah.... jangan gak amanah... dosa loh (mudah2an pada masih ingat dosa) :D
Akhir kata...... Ayoo!! kita semua berusaha untuk berubah!!!
Hemat energi listrik merupakan program yang dicanangkan pemerintah sejak disadarinya energi listrik yang mampu disediakan oleh negara semakin menipis, sementara permintaan melonjak. Saya beri contoh program 17-22, yaitu dengan cara tidak menggunakan peralatan listrik secara berlebihan pada jam 17 sampai jam 22. Mengapa demikian? Jelas karena pada jam-jam tersebutlah listrik paling banyak digunakan. Rumah-rumah mulai menyalakan lampu dan aplikan listrik lainnya, kantor-kantor yang masih operasional juga menyalakan lampu dan peralatannya, toko-toko yang beroperasional malam juga begitu.
Program ini dinilai dapat membantu menurunkan beban produksi energi listrik karena dapat mengurangi penggunaan energi cukup besar, karena kebutuhan energi listrik terbesar adalah dari sektor perumahan. Misalkan saja kita mematikan 2 lampu 40 W selama 5 jam selama 30 hari, maka dalam sebulan kita bisa menghemat 2 lampu x 40 watt x 5 jam x 30 hari = 6000 watt.jam = 6 kwh.
Kalo kita konversi ke nilai mata uang siy memang tidak seberapa, cuma Rp.1.380 x 6 kwh = Rp.8.280,-. Sedikit bukan? Ya.. kelihatan nya sedikit, karena hanya satu rumah. Bagaimana jika satu kota yang melaksanakannya?. Anggaplah ada 1000 rumah dalam kota tersebut, maka ada 6 Mwh yang bisa dikurangi dalam 1 bulan. Capek yah lihat hitung2an? sama :p
Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh teman saya (Yuni Sri Wahyuni, magister arsitektur ITB 2008), penggunaan energi terbesar di rumah tangga adalah penggunaan peralatan pendingin, seperti AC dan kulkas. Setelah itu peralatan listrik untuk memasak dan mensetrika, dan setelah itu peralatan kerja dan hiburan, seperti televisi, game console, dan komputer. Penggunaan lampu tidaklah begitu besar jumlah nya, karena lampu-lampu yang tersedia saat ini kebanyakan merupakan lampu yang hemat energi. Dari penelitian tersebut juga didapat bahwa perilaku masyarakat dalam menggunakan peralatan listrik seringkali berlebihan. Misalkan saja, televisi dan komputer yang nyaris hidup 24 jam, AC yang menyala terus, menggunakan setrika untuk mengeringkan baju yang belum kering, dan sebagainya. Tindakan-tindakan ini lah yang menyebabkan penggunaan energi di dalam rumah semakin besar.
Lalu bagaimana solusinya? Pertama-tama harus dimulai dari orang tua di dalam rumah. Belajar dan ajarilah diri anda dan anak-anak anda untuk bijak menggunakan energi listrik. Batasi penggunaan televisi, komputer, dan game console karena barang-barang tersebut sering kali membuat orang lupa akan waktu dan terus asyik di dalam nya. Dengan begitu, anak-anak juga didorong untuk bermain tanpa listrik dan menggerakkan motorik nya biar kelak dia menjadi kuat. Latih juga intelegensi nya dengan bermain tanpa alat listrik, misalkan bermain scrable, catur, atau sekedar mengisi teka teki silang sekalipun.
Kedua, setelah sikap dari penghuni rumah mulai berubah dalam hal penggunaan listrik, alangkah baiknya juga mengganti peralatan listrik menjadi yang lebih kecil penggunaan daya listriknya. Misalkan saja mengganti monitor CRT anda dengan monitor LCD, mengganti komputer anda dengan laptop, mengganti AC rumah anda dengan yang lebih ramah lingkungan dan kecil penggunaan daya listriknya, menggunakan pompa air non otomatis dengan penggunaan tangki atas untuk menurunkan air secar gravitasi, dan masih banyak lagi. Intinya yang nomor dua ini adalah penggantian aplikan listrik yang berdaya besar. Mahal ya sepertinya?? yah... pelan-pelan saja, semampunya :)
Ketiga, tambahkanlah peralatan darurat untuk kondisi listrik tidak mengalir dengan menggunakan lampu darurat. Jangan gunakan lilin atau pun pelita minyak tanah pada saat mati lampu karena resiko kebakaran yang tinggi. Pasanglah peralatan darurat ini di tempat berkumpul keluarga. Dampaknya keluarga anda akan semakin akrab pada saat mati lampu :) Percaya lah :D
Keempat, coba cari alternatif energi lain. Misalkan anda menggunakan pemanas air listrik, coba ganti dengan pemanas air matahari. Tambahkan pula solar cell untuk mengkonversi energi panas radiasi matahari menjadi energi listrik dan digunakan minimal untuk penerangan di dalam rumah. Ganti desain jendela dan pintu rumah anda supaya angin bisa lebih mudah masuk pada saat listrik tidak mengalir untuk menjalankan AC rumah anda, atau lebih baik lagi jangan gunakan Ac :).
Duh... kok kesannya saya jadi bela perusahaan penyedia listrik yah? Ga bole gitu juga dong.. kan harus objektif.....
Sebagai perusahaan penyedia listrik yang dipercaya oleh negara untuk menjadikan sumber daya alam negara Indonesia ini yang melimpah ruah, coba lah untuk mengganti sumber daya yang akan di konversi menjadi sumber energi listrik. Tuh.. matahari kita berlimpah, gas alam merupakan cadangan terbesar di dunia, dan kalau perlu (walau banyak yang tidak suka), gunakan cadangan uranium yang banyak terdapat di Kalimantan. Kalau di kelola secara benar, tentu akan memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. Biar pendiri negara ini bisa lega di alam barzah sana melihat amanat pasal 33 nya bisa terlaksana :)
Jika memang masih terpaksa menggunakan mesin diesel, ya mau ga mau harus diganti dulu dong mesinnya. Atau minimal backup nya selalu dalam keadaan baik. jangan sampai mesin utama maupun mesin cadangan dua-duanya rusak. Atau pakai alasan klasik soal bahan bakar diesel yang mahal. Dan tertib kan pula oknum-oknum yang mengambil keuntungan dari pencurian bahan bakar diesel perusahaan penyedia listrik.
Para petinggi perusahaan penyedia listrik juga harus pro aktif pada pejabat-pejabat negara agar bisa diadakan pembangkit listrik yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan. Para wakil rakyat juga menyingkirkan kepentingan pribadinya untuk membela rakyat yang butuh listrik, dan pejabat negara harus lebih merasakan penderitaan rakyatnya.... Kalau listrik mati di rumah-rumah rakyat, matikan juga listrik di rumah-rumah pejabat negara, wakil-wakil rakyat, pejabat perusahaan listrik, dan kantor-kantornya..... Bikin iri aja melihat listriknya nyala. Jadilah pemimpin dan wakil rakyat yang amanah.... jangan gak amanah... dosa loh (mudah2an pada masih ingat dosa) :D
Akhir kata...... Ayoo!! kita semua berusaha untuk berubah!!!
Aug 9, 2009
Kota ku tersayang, Pontianak, dan Krisis nya -- Bagian 3 (end) --
Ditulis dalam kegelapan, karena energi listrik yang berubah wujud menjadi kegelapan......
Pesan penulis :
Bagi yang belum membaca bagian 1 dan 2, silahkan mengikuti link di bawah ini
bagian 1
bagian 2
Lengkap sudah penderitaan warga kota Pontianak. Listrik yang terus berubah bentuk menjadi kegelapan, air yang terasa seperti pocari sweat, bedanya tidak menyehatkan, dan udara yang penuh partikel hasil pembakaran yang menyesak nafas.....
Saya lahir dan besar di Pontianak. Semenjak kelahiran saya, yang namanya bencana asap sepertinya saya rasakan sejak saya SMA sekitar tahun 1995. Saya ingat waktu itu bencana asap yang sangat parah. Sekolah bahkan sempat diliburkan. Pelajaran olahraga ditiadakan. Pesawat tidak bisa berangkat maupun datang ke Pontianak. Jarak pandang hanya beberapa meter, bahkan nyaris tidak kelihatan. Kini..... bencana itu datang lagi......
Tapi sebenarnya darimana datangnya asap tersebut? Banyak yang bilang ini adalah akibat pembakaran hutan. Tapi kenapa hutan dibakar? Katanya buat peladang berpindah utk menanam tanamannya.... Tapi apa benar ini kesalahan peladang berpindah?? Sebanyak itukah peladang berpindah? Terus kenapa mereka malah membakar lahan? Mereka membakar lahan karena mengharapkan tanah yang baik buat pertumbuhan tanamannya, karena tanah yang dibakar mengandung banyak sumber makanan bagi tumbuhan. Salahkah mereka? Seberapa besarkah dampak dari kegiatan mereka?
Menurut saya, apa yang mereka lakukan adalah hal yang salah. Tapi saya yakin dampaknya tidak akan sebesar ini. Dugaan saya, asap ini adalah bukan hanya sekedar hasil pembakaran hutan oleh peladang berpindah, tapi juga banyak kontribusi dari industri perkebunan sawit dan penebang hutan berlisensi maupun tidak berlisensi. Kenapa demikian? Semenjak pejabat negara menerbitkan lisensi bagi penebangan hutan, atau bahkan tanpa lisensi pun, dimulailah era pengrusakan. Hutan ditebang semaunya. Mana mau mereka tebang pilih, repot!!. Habiskan saja satu kawasan... setelah itu bakar untuk menghilangkan bukti-bukti. Kemudian kasih saja dalih bahwa mereka akan menanam kembali kawasan yang telah dibakar tersebut dengan tanaman baru... padahal tidak.....
Begitu pula dengan industri perkebunan sawit. Entah ada berapa juta hektar lahan di Kalimantan Barat yang tercinta ini ditanami oleh sawit. Lahan asalnya tentu saja adalah hutan, yang kemudian dibabat, dan ditanam sawit. Begitu sawit tidak produktif lagi, lahan dibakar..... Siklus setan ini tak pernah berakhir.... akan terus terjadi sepanjang ada penebangan hutan, penanaman sawit, dan peladang berpindah.
Dampaknya.... rakyat dirugikan. Siapa sih yang jadi makmur dari asap ini? ya tentu saja "investor". Memang pada akhirnya negara ini tergadaikan demi kata-kata "investor". Tanpa "investor" sepertinya negara ini tak bisa membangun. Jadi teringat konsep Gandhi pada saat dia memimpin India untuk lepas dari penjajahan Inggris, "Swadhesi", yang artinya "Membangun Diri Sendiri". Jika kita mampu membangun negara ini dengan kemampuan negeri ini sendiri, tentu negara ini akan menjadi negara yang paling makmur. Tentu saja syarat-syarat yang saya sebutkan seperti di tulisan saya yang pertama, yaitu perencanaan yang baik, pekerja yang amanah, dan pengaturan manajemen yang baik harus terlaksana.
Oke.. kembali ke asap.... Sampai hari ini belum ada tindakan yang tegas bagi pembakar hutan, walaupun Kapolda telah menginstruksikan untuk menindak tegas pembakar hutan. Tak pernah saya baca di media lokal ada pembakar hutan yang tertangkap? Mungkin nurani penegak hukum juga tersentuh oleh pentingnya membakar hutan bagi masyarakat kecil, dan mungkin juga "tersentuh" hasil dari pembakaran hutan.
Memang serba salah. Hutan memang sumber kehidupan di provinsi ini. Tapi sayang yang menikmatinya hanya segelintir orang. Kelak anak cucu kita mungkin tak dapat lagi menyaksikan hutan hujan tropis dengan pohon-pohon yang besar dan tinggi menjulang. Yang mereka saksikan hanya padang ilalang dan sisa-sisa pohon yang belum habis terbakar. Ini kah yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita? Egois sekali kita...
Berbicara tentang penyakit yang ditimbulkan oleh asap, entah sudah berapa banyak orang yang harus berobat gara-gara terganggu pernafasannya akibat asap. Bernafas dalam keadaan seperti ini sama saja seperti bernafas di ruangan yang penuh dengan asap rokok. Pembagian masker gratis telah dilakukan, dan alhamdulillah kesadaran rakyat untuk menggunakan masker mulai tampak, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sekarang kita cuma bisa berharap agar semua krisis yang melanda kota Pontianak, kota tercinta, bisa segera disembuhkan. Agar Pontianak bisa kembali BERSINAR, seperti slogan kota Pontianak. Pesan buat pejabat negara, laksanakanlah amanah yang diberikan rakyat kepada anda. Pesan buat perusahaan pengelola listrik dan air, bersikaplah profesional, jangan menuntut pembayaran jika kewajiban anda belum terpenuhi. Pesan buat rakyat, yang sabar... karena orang sabar disayang Tuhan :).
Sumber gambar : http://www.rripontianak.com/2009/06/kabut-semakin-pekat-warga-mulai-terserang-ispa-2/
Aug 7, 2009
Kota ku tersayang, Pontianak, dan Krisis nya -- Bagian 2 --
Jika anda belum membaca tulisan yang sebelumnya... saya sarankan untuk membacanya terlebih dahulu disini.
Tidak hanya listrik, krisis pun melanda air bersih. Penyedia air bersih berniat baik untuk mengganti jaringan distribusi pipa nya dengan pipa yang baru. Tapi apa mau dikata, yang terjadi malah kerusakan dimana-mana. Pipa yang dipasang bocor, jalan hancur, dan sampai saat ini belum ada pihak yang bisa bertanggungjawab. Tuduh menuduh mengalihkan kesalahan masih terus berlangsung, dan mereka semua merasa benar!!. Rakyat hanya bisa menyerapah, tapi tak bisa bertindak karena wakilnya sendiri pun tidak bisa bersuara lantang.
Kegagalan proyek distribusi air bersih yang diadakan oleh pihak penyedia air bersih ini terjadi karena banyak hal. Jika saya analisis secara kasat mata, maka yang terjadi adalah tidak tepatnya penggunaan pipa baru karena tidak memiliki kekuatan yang cukup terhadap tekanan penutup jalan dan kendaraan di atasnya. Akibatnya penutup jalan dan kendaraan yang melewatinya menekan pipa tersebut dan menyebabkan kebocoran. Jalan pun akhirnya rusak, dan kendaraan menjadi susah lewat.
Tak perlu lah mencari kambing hitam untuk masalah ini. Pihak penyedia air bersih dan pihak penyelenggara pekerjaan pemasangan pipa haruslah menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Karena bagi rakyat, mereka hanya tahu kalau air di rumah mereka tidak jalan, jalan sulit dilewati karena rusak parah.
Masalah bertambah ketika musim kemarau tiba. Sumber air bersih yang berasal dari Sungai Kapuas terintrusi air laut, sehingga menyebabkan air distribusi tidak lagi diolah oleh penyedia air bersih dan langsung di distribusikan ke rakyat. Yang benar saja??? Masak kami harus mandi dan mencuci dengan air payau / asin?? Kalau air minum, rakyat sudah tahu kalo penyedia air bersih yang menamakan dirinya penyedia air minum sudah tidak pantas menyebut dirinya seperti itu. Air minum masih mengharapkan persediaan air hujan yang telah ditampung di bak-bak di masing-masing rumah. Bagi mereka yang tidak memiliki penampungan air hujan, akhirnya terpaksa membeli air jadi yang harga per-galon nya cukup mahal.
Kembali... wakil rakyat, pejabat negara, penyedia air bersih sepertinya menutup mata. Atau membuka mata tapi tidak mau tahu??? Maaf kalau saya salah.....
Jika ingin melihat kondisi dulu, Pontianak memiliki danau buatan tempat penampungan air hujan, yang rakyat kenal dengan nama "Waduk". Waduk ini lah dulunya yang menjadi sumber air masyarakat kala kemarau tiba. Tapi apa yang terjadi sekarang? Waduk itu telah lenyap menjadi ruko ruko. Siapa yang punya ide? Kalau tidak salah informasi, tanah tersebut merupakan tanah pemerintah yang akhirnya diberikan kepada penyedia air bersih, dan dijual kepada developer karena sudah dibuat tempat produksi air bersih di tempat yang lain, dengan sumber air sungai Kapuas. Entah tidak belajar dari pengalaman atau tidak peduli, kini waduk tersebut tinggal kenangan. Begitu pula dengan hilangnya cadangan air bersih warga kota Pontianak saat kemarau.
Sungguh tragis, kota air terkena krisis air bersih....
Ah...sudah pagi... dan saya belum tidur.... tidur dulu ya... lanjutannya entah besok entah lusa :)
--------------- Bersambung -------------------
catatan : gambar diambil dari http://www.borneophotography.org/author/meggi
Aug 4, 2009
Kota ku tersayang, Pontianak, dan Krisis nya -- Bagian 1 --
" saat rumah rakyat tiada listrik mengalir.... kantor perwakilan rakyat, kantor pejabat negara, rumah dinas pejabat negara, bahkan kantor penyedia listrik terus mengalir listriknya........... pantas saja mereka diam2 saja...."
Itulah tulisan yang saya tulis di situs jejaring sosial terkemuka tentang nasib penyediaan energi listrik di kota saya, Pontianak. Kota ini mengalami krisis!!! Begitu banyak krisis yang terjadi akhir-akhir ini....Krisis energi listrik.... Krisis air.... Krisis udara.....Tahukah para petinggi negara ini dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 33??
Saya yakin mereka ingat, karena untuk jadi petinggi negara ini harus berpendidikan tinggi... dan ini sudah diajarkan sejak SD. Tapi jikalau lupa... boleh lah saya mengingatkannya kembali...
Pasal 33
- Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
- Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
- Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Tapi apalah daya.... krisis tetap melanda....
Listrik dan air merupakan kekayaan negara ini, yang cabang-cabang produksinya dikuasai oleh negara dan seharusnya digunakan untuk kepentingan orang banyak, dalam hal ini rakyat....Tapi apa mau dikata??
Sumber energi listrik kota Pontianak yang masih mengandalkan pembangkit diesel, ternyata produksi nya tidak bisa mencapai beban maksimal, dan biaya produksi yang lebih besar dari harga jual....Dengan berbagai alasan perusahaan penyedia listrik berdalih bahwa tidak tersedianya pasokan listrik dikarenakan mesin rusak, kabel putus karena layangan, beban maksimal, dan berbagai alasan lain yang saya yakin banyak dari pembaca mengetahuinya...
Jika ingin kembali ke masa lalu, saat perusahaan penyedia listrik masih jaya, saat minyak dunia masih rendah, dan negara kita masih menjadi pengekspor minyak.... betapa mewah nya kehidupan pegawai mereka... gaji tinggi... fasilitas berlimpah... kehidupan anak cucu terjamin....
Kini lihat lah dampaknya...
Kalau saja manajemen keuangan mereka baik, tidak korupsi, manajemen peralatan mereka juga baik.. tentu tak akan kita dengar alasan mesin rusak.... Ya bagaimana tidak rusak? mesin nya sudah uzur!!! Saat kaya tidak mau membeli mesin baru untuk regenerasi, malah untuk berfoya-foya....Kalau saja infrastruktur yang mereka berikan baik, tentu tidak akan kita temui kabel putus karena layangan... karena kabel tersebut tertanam di saluran-saluran bawah tanah, yang bisa dibuka tanpa harus menggalinya.
Jika perencanaan teknis dan logistik mereka baik, tentu tidak akan menjadi masalah tentang beban maksimal listrik pada saat pick hours. Ditunjang dengan mesin yang berkapasitas besar tentu semakin memudahkan pekerjaan bagian teknis. Dan tentu saja... bagian ini harus bebas korupsi.. karena mereka memegang kunci peranan yang besar dalam penyediaan bahan bakar yang akan dirubah menjadi energi listrik. Janganlah bahan bakar itu dicuri oleh oknum pegawai penyedia listrik untuk menjadi makanan anak istri, karena tidaklah berfaedah bagi mereka sendiri.
Mungkin itu dulu omelan saya hari ini... saya sudah ngantuk karena listrik baru mengalir jam 12 malam.... dan saya baru bisa menuliskan omelan ini...
Kisah tentang air dan udara... akan menyusul di tulisan saya yang berikutnya...
--------------- Bersambung -------------------
Subscribe to:
Posts (Atom)