Apr 27, 2009

Pantheon, Pencapaian Arsitektur Romawi yang Abadi

PANTHEON, PENCAPAIAN ARSITEKTUR ROMAWI YANG ABADI

Bangsa Romawi dengan kekaisarannya yang sangat besar, merupakan babak akhir dari masa klasik peradaban barat. Dengan berbagai pencapaian besar yang mereka raih, menjadikan bangsa Romawi menjadi legenda, seperti halnya Yunani. Kekaisaran Romawi yang berkuasa Memang bangsa Romawi tidak terlepas dari pengaruh Yunani. Kebanyakan ilmu yang berkembang pada zaman ini adalah warisan dari bangsa Yunani, dan juga mengadopsi pengetahuan timur seperti dari Mesir.
Banyak sekali pencapaian yang diraih, tapi dalam bidang arsitektur, pencapaian terbesar mereka adalah sebuah bangunan yang bernama PANTHEON. Pantheon merupakan sebuah kuil penyembahan dewa-dewa yang dipercaya oleh Romawi. Tidak ada dewa yang secara spesifik dijelaskan disini, dianggap kuil ini dipersembahkan untuk semua dewa.


Gambar 1 : Parthenon dari tampak depan


Pantheon pada awalnya dibuat pada tahun 27 SM – 25 SM oleh Marcus Vipsanius Agrippa, yang dengan jelas tertulis pada Portico (beranda bertiang), yaitu M•AGRIPPA•L•F•COS•TERTIUM•FECIT, "Marcus Agrippa, anak dari Lucius, Konsul untuk ketiga kalinya, membangun bangunan ini." Patheon pada awalnya dibuat dengan tempat pemandian dan taman-taman. Tapi bangunan awal ini telah hancur pada tahun 80 M, dan kemudian dibangun ulang.
Pembangunan ulang Pantheon dilakukan pada tahun 118 M dan selesai pada tahun 128 M. Dibuat oleh Kaisar Hadrian dan arsitek nya yang tidak dikenal. Hadrian adalah kaisar yang senang berwisata ke timur, dan seorang pengagum kebudayaan Yunani.
Seperti yang kita ketahui, bangsa Yunani dan Romawi telah mendirikan banyak bangunan bundar, dan yang paling mendekati bentuk Pantheon adalah Arsinoeion, sebuah tholos yang dibuat pada tahun 270 SM di pulau Samothrace di Aegean Utara. Tapi tholos ini tidak sebesar Pantheon yang bisa membuat orang menahan nafas ketika melihatnya.
Secara struktur, bentang dome nya adalah 142 feet, atau sekitar 43,2 meter, yang tidak terkalahkan bahkan sampai 1400 tahun kemudian, Basilika St. Peter di Roma hanya bisa mencapai bentang 139 feet, atau sekitar 42,5 m saja. Keseimbangan proporsi yang sempurna dari ruang dalam adalah karena diameter dalam dome sama dengan tinggi dari lantai ke oculus (bagian terbuka dari dome Pantheon).


Gambar 2 : Denah Pantheon


Konstruksi dari bangunan ini benar-benar cemerlang, rumit dan asli, tapi tidak terekspose bagian dalamnya. Pada dasarnya struktur yang digunakan adalah struktur Bearing Wall (dinding pemikul). Keseluruhan bagian dome ditutupi dengan ornamen arsitektur yang merupakan variasi. Bahan yang digunakan sebagai strukturnya ada beton romawi dengan material pengisi yaitu : travertine, tufa, bata, dan light volcanic pumice. Cara menggunakan materialnya pun jenius. Seiring dengan tingginya bangunan, maka material campuran betonnya juga menggunakan bahan-bahan yang ringan. Pondasi nya menggunakan batu, dan bagian atasnya menggunakan light pumice, dan dibuat lubang oculus sebesar 28 feet atau sekitar 8,5 m. Entah bagaimana caranya dome yang dibuat dengan beton romawi yang pada jaman itu belum memiliki kekuatan seperti beton jaman sekarang, tapi masih bisa tegak berdiri hingga saat ini. Padahal bangunan yang dibangun pada masa itu rata-rata tinggal sejarahnya saja. Kalaupun ada maka tinggal puing-puingnya. Sedangkan Pantheon masih tegak berdiri dan masih berfungsi.


Gambar 3 : Potongan Pantheon yang memperlihatkan ssistem struktur dan oculus nya


Lubang oculus yang menarik hati ini merupakan suatu klimaks dari padangan mata pengunjung yang datang ke Pantheon. Lubang ini dibuat untuk menggambarkan kedekatan dengan cahaya surga. Lintasan matahari yang melintasi lubang oculus ini menjadikan pencahayaan di dalam Pantheon terasa karena adanya pantulan cahaya ke dinding dan lantai. Bentuk bundar yang nyaris sempurna pada bagian dalam dome sepertinya tidak pernah dilihat di permukaan bumi manapun sebelumnya. Bagaikan sebuah efek yang tak pernah berubah seperti hubungan dewa-dewa, alam, manusia, dan situasinya.


Gambar 4 : Lubang Oculus pada Dome Pantheon


Pantheon banyak mengilhami pembuatan bangunan-bangunan masa kini, sebagai penggambaran bangunan yang merupakan pencapaian tertinggi keagamaan dan ambisi politik. Patheon ditiru pada bangunan Andrea Palladio, Villa Rotunda di Italia, dan Durban Hall di India.

Bangunan ini juga pernah digunakan makam bagi banyak orang terkenal, seperti pelukis terkenal, Raphael dan Annibale Caracci, arsitek Baldassare Peruzzi dan dua raja dari Italia, yaitu: Vittorio Emanuele II dan Umberto I, dan ratu dari Umberto I, Margherita. Pada akhirnya, bangunan kuil ini pun berubah fungsi menjadi gereja, sejak diubah fungsinya oleh Paus Boniface IV pada tahun 609 M, dan dikenal tidak lagi sebagai Pantheon, tapi dengan nama baru, Roman Catholic Church Sta. Maria Rotonda, yang sampai sekarang masih digunakan.




DAFTAR PUSTAKA


1. David Watkin, A History of Western Architecture, Laurence King Publishing, Great Britain, 1992
2. http://www.essential-architecture.com/ROME/ROME.htm
3. http://buildroman.com/site/
4. http://www.buzzle.com/articles/roman-pantheon-architecture.html
5. http://www.gothereguide.com/pantheon+rome-place/
6. http://www.indfy.com/delhi-picture-gallery/rashtrapati-bhavan/rashtrapati-bhavan15.html


CATATAN :
Tulisan ini dibuat untuk tugas mata kuliah Arsitektur dan Teknologi (AR5221), Dosen Dr.Ir.Sugeng Triyadi, MT, Program Pascasarjana Arsitektur ITB atas nama Yudhiarma (25208024).

No comments: