Apr 5, 2010

Sistem Utilitas Bangunan Tinggi

Tulisan ini merupakan jawaban yang saya berikan atas pertanyaan tentang sistem utilitas bangunan tinggi yang ditanyakan melalui media yahoo! answers. boleh disimak dari yahoo! answer ataupun dari sini, sama saja :)

Pertanyaan :
mau cari tahu, ttg sistem utilitas bangunan tinggi sekitar 10 lantai, mengenai lantai utilitasnya pendistribusian air bersih dan kotor, cra kerja lift, dll. ada yg tau link nya atau referensi bukunya?

Jawaban :
Halo....
Utilitas pada dasarnya adalah bagaimana bangunan dapat dipenuhi kebutuhannya terhadap sistem elektrikal, sistem mekanikal, sistem penanggulangan bahaya kebakaran, sistem transportasi, dan sistem telekomunikasi.

untuk bangunan 10 lantai, tentu saja sudah termasuk kategori bangunan middle rise building, dimana kebutuhan utilitas menjadi hal yang penting. saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda dengan singkat, dan semoga berguna :

1. Sistem elektrikal
Bangunan 10 lantai menggunakan energi yang besar. Sumber energi pada umumnya adalah melalui PLN atau melalui generator. Oleh karena itu dibutuhkan ruangan panel untuk menampung panel listrik utama dan meterannya, genset dan kelengkapannya, termasuk ruang teknisinya. Setiap lantai sebaiknya diberi ruang elektrikal yang berisi panel-panel pembagi untuk ruangan di lantai tersebut. Ruangan sebaiknya tidak diakses untuk umum karena sifatnya servis. Sebisanya, manfaatkan sistem alami untuk mengurangi penggunaan energi listrik berlebihan. Sebisanya pisahkan panel untuk kebutuhan pencahayaan, kebutuhan peralatan/mesin besar, dan kebutuhan lingkungan.

2. Sistem mekanikal
Yang dimaksud sistem mekanikal disini adalah sistem penghawaan AC, air bersih, air kotor, air limbah dan air buangan.

a. Air Conditioning (AC)
Ada 2 sistem, yaitu :
1) Sentral, yaitu menggunakan Chiller, AHU, Ducting, FCU, Cooling Tower (utk sistem water to water). Sistem ini berguna untuk bangunan-bangunan besar seperti kantor dan mall.
2) Split, yaitu yang menggunakan indoor unit dan outdoor unit (seperti AC rumah biasa). Sistem ini cocok untuk bangunan seperti apartemen dan hotel.

b. Air Bersih
Sumber air adalah berasal dari PAM, atau menggunakan sumur dalam, yang kemudian ditampung dalam reservoir atau tanki. Tanki ini bisa diletakkan di atas atau di bawah, atau di keduanya. Ada dua sistem distribusi yang digunakan untuk air bersih, yaitu :
1) Sistem Up Feed
yaitu air dipompakan dari bawah ke outlet air.
2) Sistem Down Feed
yaitu air dipompakan dari bawah ke reservoir atas, untuk kemudian disalurkan ke outlet air secara gravitasi.
Kebutuhan pompa akan tergantung dari tinggi/jarak dari sumber penampungan air di bawah ke sumber penampungan air di atas / outlet air.
Pipa untuk air bersih biasanya di cat biru.

c. Sistem Air Kotor
Sumber air kotor kita kenal dengan toilet, dimana limbah padat dari toilet yang harus dikeluarkan menuju septic tank.
Panduannya adalah usahakan toilet selalu dalam posisi yang sama tiap lantainya, agar tidak terjadi pembelokan pipa yang bisa berakibat kebocoran. Selain itu harus ditambahkan pipa pembuangan gas agar tidak terjadi desakan gas dari sumber ke septic tank yang dapat menimbulkan resiko septic tank meledak karena penuh gas.
Pipa untuk air kotor biasanya di cat hitam.

d. Sistem air limbah
Air limbah juga biasa dikenal dengan grey water. Biasanya grey water akan disaring sebelum dikeluarkan ke tempat pembuangan akhirnya. Hal ini dilakukan agar tidak mencemari lingkungan.

e. Sistem air buangan/limpasan
Biasanya air buangan/limpasan ini adalah untuk pembuangan air hujan yang jatuh di atap bangunan. Air ini sebaiknya ditampung untuk cadangan air bangunan, Kalaupun mau dibuang, bisa langsung dibuang ke riol atau saluran terbuka karena pada dasarnya air ini masih bersih. Yang perlu diperhatikan adalah saluran untuk air buangan/limpasan ini harus cepat tersalurkan ke bawah, karena kalau volume nya besar akan menimbulkan beban bagi bangunan.

3. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Pada dasarnya ada .... hal yang harus diperhatikan dalam penanggulangan bahaya kebakaran, yaitu :
a. Deteksi, bisa menggunakan smoke detector atau fire detector
b. Pemadaman, biasanya dengan tabung pemadam atau dengan sprinkler dan hydrant
c. Evakuasi, biasanya dengan tangga darurat dan koridor dengan hydrant

4. Sistem transportasi
Untuk bangunan 10 lantai, tentu saja dibutuhkan lift. Sebaiknya menggunakan lift yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, supaya tidak boros energi karena lift menggunakan listrik yang besar. Selain itu lift juga disarankan dibuat zona-zona dan dibuat lift express (yang hanya singgah di lantai-lantai tertentu).
Selain itu tangga darurat juga dibutuhkan, hal ini sama dengan evakuasi untuk bahaya kebakaran. Tangga darurat sebaiknya langsung mengarah keluar bangunan.
Selain lift dan tangga, ada juga tangga berjalan (eskalator) maupun ramp (lantai datar yang miring), atau pun conveyor (semacam ramp tapi mekanis).

5. Sistem Telekomunikasi
Bangunan 10 lantai tentu membutuhkan sistem komunikasi internal agar bisa menghemat biaya. sistem ini seperti jaringan telepon, interkom, internet, dan tata suara. Ruangan komunikasi sebaiknya diletakkan di lantai satu. Tersedia shaft tersendiri yang terpisah dari shaft elektrikal dan mekanikal untuk sistem ini.


Materi Referensi :
198x, Poerbo, Hartono, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta
200x, Suwana, Jimmy. S, Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga, Jakarta
http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/29/ac-central-air-water-system/#more-45